Datum Geodesi dan Sejarah Sistem Referensi Geospasial di Indonesia
Datum Geodesi
Konsep dan Definisi
A geodetic datum is an abstract coordinate system with a reference surface (such as sea level) that serves to provide known locations to begin surveys and create maps.
National Oceanic and Atmospheric Administration
Menurut definisi dari NOAA di atas, datum geodesi merupakan sebuah sistem koordinat yang abstrak (=konsep, tidak ada wujud nyata di bumi) dan digunakan sebagai sistem referensi untuk mengetahui lokasi tertentu di muka bumi. Datum geodetik meliputi parameter ellipsoid acuan, origin sistem koordinat, orientasi sumbu-sumbu koordinat, dan skala. Secara sederhana, datum geodetik merupakan orientasi relatif dari ellipsoid acuan (a, f) terhadap bidang geoid (δ, N).
Sumber: https://www.icsm.gov.au/education/fundamentals-mapping/datums
Pada di atas merupakan ilustrasi konsep dari datum geodetik dimana datum geodetik merupakan ellipsoid referensi yang dihimpitkan dengan geoid. Kenapa dipilih ellipsoid? karena perhitungan posisi pada model ellipsoid lebih mudah dan sederhana dilakukan daripada geoid. Ellipsoid memiliki bentuk yang lebih teratur daripada geoid yang tidak teratur.
Jenis Datum Geodesi
Datum absolut (geosentris)/datum global merupakan jenis datum di mana titik pusat ellipsoid berhimpit dengan titik pusat massa bumi.
Datum relative (astro geodetic)/datum lokal merupakan jenis datum di mana titik pusat ellipsoid tidak berhimpit dengan pusat massa bumi, akan tetapi posisi dan orientasinya ditetapkan terhadap titik tertentu di muka bumi.
Datum statik merupakan datum yang koordinat dari titik-titik BM kerangka koordinat memiliki nilai definitif yang tetap dalam fungsi waktu kapanpun.
Datum dinamik merupakan datum yang koordinat dari titik-titik BM kerangka koordinat memiliki nilai yang berubah-ubah dalam fungsi waktu, mengikuti perubahan akibat efek geodinamika dan deformasi.
Datum semi-dinamik merupakan datum yang koordinat dari titik-titik BM kerangka koordinat memiliki nilai yang ditetapkan dalam satu epoch acuan tertentu.
Sejarah Sistem Referensi Geospasial di Indonesia
Datum | Wilayah | Lintang | ξo | Bujur | ηo | No (m) | Ellipsoid |
Gunung Genuk (Batavia) | Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara | 6°26'52,957"S | 0,0 | 106°55'5,978"E | 0,0 | 0,0 | Bessel |
Bukit Serindung | Kalimantan Barat | 1°6'10,6"N | 0,0 | 105°0'59,82"E | 0,0 | 0,0 | Bessel |
Bukit Rimpah | Bangka Belitung | 2°0'40,16"S | 0,0 | 105°51'39,76"E | 0,0 | 0,0 | Bessel |
Gunung Segara | Kalimantan Timur | 0°32'12,83"S | 0,0 | 117°8'48,87"E | 0,0 | 0,0 | Bessel |
Montjong Lowe | Sulawesi Selatan | 5°8'41,413"S | 0,0 | 119°34'56,440"E | 0,0 | 0,0 | Bessel |
T21 Sorong | Papua | 0°50'35,029"S | 0,0 | 131°16'32,371"E | 0,0 | 0,0 | Hayford |
ID74 | 0°56'38,414"S | 0,0 | 100°22'8,804"E | 0,0 | -10,088 | GRS67 |
Periode Datum Lokal
Periode Datum Lokal Daerah berada pada rentang waktu 1862-1970. Datum lokal daerah tersebut merupakan datum lokal toposentrik yang berjenis statik datum. Datum lokal tersebut antara lain Datum Genuk, Bukit Rimpah, Gunung Sahara, Serindung, Moncong Lowe, dan T21 Sorong. Datum Genuk, serindung, rimpah, dan moncong lowe menggunakan ellipsoid acuan bessel. Datum T21 Sorong menggunakan ellipsoid acuan hayford.
Penentuan posisi dengan metoda triangulasi dimulai pada tahun 1862 yaitu jaring utama triangulasi di P.Jawa, dan selesai pada tahun 1880. Terdiri dari 114 titik, ditempatkan di puncak-puncak gunung, dengan tiga basis. Sistem koordinat triangulasi Jawa dihitung mengacu kepada elipsoid Bessel 1841, dengan lintang dan azimuth ditentukan titik triangulasi di Genoek, dan untuk hitungan bujur, Batavia (sekarang Jakarta) sebagai meridian nol.
Tahun 1883 jaring utama triangulasi Jawa diperluas ke P. Sumatera, sedemikian rupa hingga triangulasi Sumatera membentuk satu sistem dengan triangulasi Jawa.
Pada periode tahun 1912-1918 jaring utama triangulasi Jawa diperluas ke Bali dan Lombok. Pada tahun 1911 pengukuran jaring utama triangulasi di Celebes (sekarang Sulawesi) dimulai. Sistem koordinat adalah Bessel 1841 ellipsoid, dengan lintang dan azimuth ditentukan di titik triangulasi di G..Moncong Lowe dan dalam penentuan bujur, Makasar sebagai meridian nol.
Periode Datum Global
Pada rentang waktu 1970-1995 datum nasional yang digunakan adalah ID74 yang merupakan datum nasional toposentrik berjenis statik datum. Datum ini menggunakan ellipsoid GRS67 sebagai acuannya.
Pada rentang waktu 1996-2013 datum nasional yang digunakan adlaah DGN95 yang merupakan datum nasional geosentrik berjenis datum statik. Datum ini menggunakan ellipsoid WGS84 sebagai acuannya. DGN95 merupakan sistem referensi geospasial yang bersifat statis, dimana perubahan nilai koordinat terhadap waktu sebagai akibat dari pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi, tidak diperhitungkan. Perubahan nilai koordinat terhadap waktu perlu diperhitungkan dalam mendefinisikan suatu sistem referensi geospasial untuk wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia terletak diantara pertemuan beberapa lempeng tektonik yang sangat dinamis dan aktif, diantaranya lempeng Euroasia, Australia, Pacific dan Philipine. Wilayah Indonesia yang terletak pada pertemuan beberapa lempeng inilah yang menyebabkan seluruh objek-objek geospasial yang ada diatasnya termasuk titik-titik kontrol geodesi yang membentuk Jaring Kontrol Geodesi Nasional juga bergerak akibat pergerakan lempeng.
Pada rentang waktu 2013 - sekarang, datum nasional yang digunakan adalah SRGI 2013 yang merupakan datum nasional geosentrik yang berjenis datum semi-dinamik. Datum ini menggunakan ellipsoid WGS84 sebagai acuannya.